1.300 Reaktor Biogas Rumah Dibangun di Jawa
Selama tahun 2010 diharapkan dapat dibangun 1.300 unit reaktor biogas rumah (BIRU) di Pulau Jawa, khususnya di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Program ini bagian dari pembangunan 8.000 unit reaktor biogas yang ditargetkan terbangun hingga tahun 2012.
Program BIRU difokuskan untuk peternak sapi perah guna memenuhi kebutuhan energi rumah tangga di pedesaan. Selain itu, program ini diharapkan dapat mengatasi problem lingkungan yang kerap timbul dari keberadaan peternakan sapi perah berupa bau tidak enak dan limbah.
Sejak diluncurkan akhir tahun 2009, menurut Manajer Program BIRU, Robert de Groot dari lembaga swadaya masyarakat Hivos, hingga kini baru terbangun 111 unit reaktor. Sebanyak 111 unit lainnya siap dibangun. “Kami mencari lokasi program di wilayah yang banyak peternak sapi perahnya. Untuk sapi pedaging dikhawatirkan tidak dapat menyuplai bahan baku gas karena dapat sewaktu-waktu dijual,” kata Robert usai workshop koordinasi dan implementasi program BIRU di Kota Solo, Kamis (15/4/2010).
Kepala Subdirektorat Energi Pedesaan Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana mengatakan, dengan program ini diharapkan dapat membangun ketahanan energi masyarakat pedesaan. Ketergantungan pada energi, seperti gas elpiji atau minyak tanah dapat dikurangi. Masyarakat pun bisa dapat lebih menghemat pengeluarannya untuk mendapatkan energi.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mojosongo Sentoso mengatakan, ia sudah enam bulan menggunakan biogas dari hasil olah kotoran sapi perahnya. Ia mengeluarkan uang Rp 3,5 juta untuk membangun reaktor berukuran 6 meter kubik. Pemerintah Belanda melalui program ini memberikan bantuan Rp 2 juta per reaktor. Sudah 18 reaktor yang terbangun di Desa Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Uang Rp 3,5 juta merupakan pinjaman dari KUD yang dicicil setiap bulan selama 2 tahun dengan bunga ringan.
“Biasanya setiap bulan saya keluar Rp 150.000 untuk beli biogas. Sekarang biogas gratis tapi harus mencicil Rp 120.000 per bulan. Mudah-mudahan reaktor berumur sampai 20 tahun seperti rencana sehingga kami diuntungkan,” kata Sentoso.