BIRU dapatkan dukungan untuk sertifikasi Gold Standard
Pertemuan pemangku kepentingan local program BIRU dalam rangka sertifikasi untuk kualifikasi Gold Standard berlangsung dengan dihadiri oleh sejumlah perwakilan , seperti dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral tingkat nasional dan provinsi, mitra pembanguan BIRU, koperasi susu dan lembaga lain yang terkait. Pada pertemuan yang diselenggarakan pada hari Kamis, 16 February 2012 di Jakarta ini, Hivos, lembaga non-pemerintah asal Belanda yang merupakan pelaksana program, melalukan konsultasi publik terkait dengan mekanisme perdagangan karbon.
Indonesia sendiri masih sangat tergantung terhadap energi fosil meski pada kenyataannya cadangan energi ini semakin terbatas. Pertumbuhan konsumsi energi rata-rata 7% per tahun dan belum diimbangi dengan supply energi yang cukup. Menurut Maritje Hutapea, Direktur Bioenergi DJEBTKE saat memaparkan presentasi mengenai kaitan program biru dengan kebijakan energi nasional, pemanfaatan energi terbarukan dan implementasi konservasi energi belum optimal.
“Kami mendukung program BIRU karena program ini sejalan dengan kebijakan energi nasional”, kata Maritje Hutapea ketika memberikan presentasi tentang gambaran kebutuhan versus pasokan energi di Indonesia. Menurut Maritje, Indonesia manargetkan bahwa pada tahun 2025, 25% kebutuhan energi nasional di supply oleh bioenergi .
Sebagai program yang memberikan akses energi yang murah dan nyaman kepada para peternak terutama di pedesaan, program BIRU berkontribusi terhadap upaya meningkatkan ketahanan dan kemandirian nasional. Terkait dengan isu lingkungan, program BIRU juga mendorong realiasi komitmen nasional penurunan emisi sebesar 26% pada pada tahun 2020.
Biogas menyediakan bahan bakar untuk memasak dan penerangan terutama bagi masyarakat pedesaan. “Dengan menggunakan biogas, keluarga akan dapat menghemat waktu memasak dan waktu yang dihabiskan untuk mencari kayu bakar hingga dua jam per hari,” ungkap Robert de Groot, Progam Manager Indonesia domestic Biogas Programme.
Sejak diimplementasikan pada Mei 2009, program BIRU telah membangun lebih dari 4,700 unit reaktor biogas rumah di delapan provinsi di Indonesia. Kesuksesan pelaksanaan program BIRU tentu tidak lepas dari dukungan kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral yang juga menempatkan Pengembangan Bioenergi ke dalam urutan kelima dalam agenda utama Direktorat jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi energi. Bekerja sama dengan 40 organisasi lokal sebagai mitra pembangun, program BIRU menargetkan pembangunan total 8,000 unit reaktor biogas pada Desember 2012.