1000 Reaktor Biogas untuk Nusa Tenggara Barat
Mendukung upaya pegelolaan kotoran sapi, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bekerjasama dengan Hivos meluncurkan program pengembangan 1.000 unit reaktor. Dana pemerintah Provinsi mencapai 3,3 miliyar rupiah untuk pengembangan biogas di NTB, yang meliputi Pulau Lombok dan Sumbawa. Dalam rangka mensinergikan langkah untuk mensukseskan program kerjasama ini, Hivos mengadakan pertemuan dengan para pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten, yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. Pertemuan akan diadakan pada Selasa, 1 Mei 2012.
Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah NTB dan Hivos pada 10 Februari 2013. Pemerintah Provinsi NTB diwakili oleh Gubernur, DR. TGH. M. Zainul Majdi, dan Hivos diwakili oleh Jan Jaap Kleinrensink, Direktur Regional Hivos Asia Tenggara.
Sebagai latar belakang, pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui program Bumi Sejuta Sapi, berhasil meningkatkan populasi sapi melampui target. Hingga akhir tahun 2011 populasi sapi di provinsi ini tercatat 740 ribu ekor dari target 780 ribu ekor. Peningkatan populasi sapi ini tentu membawa konsekwensi lain yaitu meningkatnya risiko kerusakan lingkungan akibat kotoran sapi yang tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan penelitian, sapi menghasilkan sekitar 10 kg kotoran perhari. Ini berarti 740 ribu ekor sapi menghasilkan 7.400 ton kotoran perhari atau 222.000 ton per bulan dan 2.693.600 ton dalam satu tahun.
Risiko kerusakan lingkungan yang akan terjadi meliputi polusi udara akibat proses penguraian mikroorgenisme yang menimbulkan bau tak sedap. Proses tersebut juga menyebabkan terlepasnya gas methan pada kotoran sapi ke udara. Gas methan adalah salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terkikisnya lapisan ozon. Menurut para ahli, gas methan 40 kali lebih bahaya dalam menyebabkan kerusakan lapisan ozon dibandingkan CO2.
Potensi gangguan lingkungan dapat diminimalisir dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku biogas. Mengolah kotoran sapi menghasilkan manfaat ganda; biogas sebagai bahan bakar memasak dan penerangan dan ampas biogas sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman pertanian.
Hingga Maret 2012, Hivos melalui program BIRU telah membangun 200 unit reaktor biogas. Kemajuan ini dicapai berkat kerjasama erat antara para lembaga mitra pembangun, pemerintah dan kalangan akademisi.