Program BIRU Resmi Terdaftar dalam Skema Karbon Kredit Gold Standard
Program BIRU (Biogas Rumah) telah resmi terdaftar dalam skema karbon kredit Gold Standard. Walaupun proses verifikasi pengurangan emisi gas ini masih berlangsung, didapati bahwa setiap reaktor yang terbangun dapat mengurangi emisi sekitar 4 ton CO2e per tahun.
Gold Standard adalah sebuah organisasi resmi untuk pendaftaran dan verifikasi standar karbon yang dibentuk oleh organisasi nir laba seperti WWF dalam rangka membuat sebuah sistem karbon kredit untuk kegiatan pengurangan emisi karbon secara sukarela dan berbagai proyek berkelanjutan di negara-negara berkembang.
Proses verifikasi artinya sebuah proyek dan rancangannya sedang dinilai oleh pihak ketiga yang independen. Pendaftaran berarti bahwa sebuah proyek, dalam hal ini Program BIRU, telah terdaftar dalam database atau telah bersertifikasi, seperti Gold Standard tersebut.
Di Indonesia program BIRU dikenal sebagai program biogas skala rumah tangga. BIRU yang merujuk kepada warna warna biru juga merupakan singkatan dari ‘Biogas Rumah’, atau ‘biogas untuk rumah tangga’. Dengan berpedoman pada pengalaman di seluruh dunia, program BIRU berusaha untuk mendistribusikan digester biogas sebagai sumber energi lokal yang berkelanjutan dengan mengembangkan sektor berorientasi pasar komersial bagi mereka dan juga menyediakan pekerjaan dan peluang bisnis untuk para tukang dan mitra-mitra pembangun.
Program BIRU adalah program nasional dari Direktorat Bio-energi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE), Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia, yang diimplementasikan oleh Hivos, bekerja sama dan SNV (Organisasi Pembangunan Belanda). Pada tahap pertama (2009-2012) program ini didanai oleh Kedutaan Besar Belanda di Indonesia.
Biogas skala rumah tangga memberikan solusi yang berkelanjutan untuk setiap rumah tangga yang memiliki ternak untuk mengurangi ketergantungan pada kayu bakar dan bahan bakar fosil yang mahal: digester biogas mengubah kotoran ternak menjadi biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan penerangan. Ampas biogas yang tersisa dari proses ini juga merupakan pupuk organik yang sangat baik untuk meningkatkan hasil dan kualitas panen.
Kerjasama dengan sektor swasta merupakan salah satu faktor kunci di balik keberhasilan program BIRU. Di Indonesia, koperasi peternak sapi perah memainkan peran penting dalam program biogas skala rumah tangga. Mereka mampu menjangkau petani-petani, dan banyak dari mereka yang memiliki akses ke badan penyalur kredit seperti Nestlé atau Rabobank Foundation, untuk mendukung petani melalui kredit biogas.
Program BIRU saat ini telah membangun lebih dari 11.250 unit reaktor dan bekerja di 9 provinsi di Indonesia. Pada tahun ini, Program BIRU akan memperluas wilayah kerja ke provinsi lain di Indonesia.