Kegigihan Berbuah Kesuksesan dalam Bisnis Biogas
Perjalanan dalam membangun bisnis di sektor biogas memiliki cerita tersendiri, seperti kisah dari Ibu Agustina, pendiri CV Resky Utama Masagena, salah satu mitra pembangun Biogas Rumah (BIRU) dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Sepeninggal suaminya sejak tahun 2011, Ibu Agustina berjuang mengasuh kedua anaknya yang saat itu duduk di bangku sekolah menengaha tas dan sekolah dasar. Untuk menopang keluarganya, ia membuka usaha kue dan katering saat tinggal di Makassar bersama sang kakak. Tidak hanya menjalankan kedua usaha tersebut, ia juga mulai bergabung dalam bisnis pemasaran berjenjang (multi level marketing). Dalam melakoni usaha-usahanya ini, secara rutin ia harus bepergian bolak-balik Pinrang dan Makassar.
Sampai pada akhirnya tahun 2013 ia membentuk kelompok tani dan ternak serta menjadi ketua kelompok tersebut, yang diberi nama Kelompok Masagena. Kelompok yang berlokasi di Kelurahan Langa, Kabupaten Pinrang ini memiliki 28 anggota aktif. Motivasi untuk mendirikan kelompok ini karena ia ingin memiliki usaha di bidang pertanian dan peternakan. Atas bantuan kerabatnya, ia berhasil menyusun dan mengajukan proposal untuk ternak kambing. Proposal ini akhirnya disetujui oleh pihak pemerintah daerah setempat, yaitu Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2015, ia mendapatkan informasi tentang Hivos dan Program BIRU dari seorang kerabat yang menjelaskan bahwa program ini mengajak kerja sama masyarakat lokal untuk membangun biogas yang dapat menggantikan elpiji sebagai bahan bakar untuk memasak dan syarat memiliki biogas adalah memiliki ternak sapi.
Dari informasi tersebut, ia kemudian tertarik untuk membuat proposal kembali kepada pemerintah terkait bantuan ternak sapi untuk kelompoknya. Akhirnya proposal yang disusun adalah mengenai program ternak sapi, belum mengaitkannya dengan biogas.
Namun, kerabatnya terus mendorong Ibu Agustina untuk mencari tahu tentang Hivos dan Rumah Energi dan menyarankan agar bisa bergabung menjadi mitra kerja di Kabupaten Pinrang. Sementara di sisi lain, saat itu ia hanya berharap agar kelompoknya dapat menerima bantuan ternak sapi untuk dikembangkan sebagai usaha. Ia menyatakan bahwa pada saat itu ia belum memahami betul tentang biogas sehingga tidak terpikir olehnya untuk bergabung menjadi mitra.
Di penghujung tahun 2015, akhirnya ia mencoba menjalin komunikasi dengan tim Rumah Energi di Sulawesi Selatan untuk mengetahui secara lebih jelas tentang Program BIRU. Sayangnya, harapan untuk bertemu dengan Koordinator Rumah Energi Provinsi Sulawesi Selatan tidak dapat terlaksana karena masalah waktu untuk berdiskusi selalu tidak cocok. Akhirnya setelah diarahkan ke kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Selatan, ia mendapatkan berbagai penjelasan dan informasi mengenai Program BIRU dari Bapak Munir, salah satu pejabat kebetulan menangani program kerja sama antara BIRU dan pemerintah provinsi.
Bapak Munir lalu menyarankan agar kelompok tani dan ternak yang ia kelola dapat menjadi mitra BIRU jika berminat. Ia kembali mencoba untuk bertemu tim Rumah Energi Sulawesi Selatan dengan menyambangi kantor, namun sayangnya kembali belum berhasil. Masih di dalam benaknya saat itu, ia berharap ada program bantuan ternak sapi dari pemerintah yang bisa ia kelola melalui kelompoknya. Penjelasan biogas dari Bapak Munir ternyata belum juga membuatnya lebih paham tentang biogas, karena ia belum pernah melihat secara langsung wujud instalasi biogas.
Sementara itu pada saat yang sama di tahun 2015, pemerintah provinsi melalui Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan merencanakan Program BIRU masuk ke Kabupaten Pinrang di tahun 2016 karena melihat wilayah ini sangat potensial untuk aplikasi biogas dan pemanfaatan bio-slurry (ampas biogas). Selain itu terdapat permintaan dari pemerintah kabupaten setempat serta meyakinkan kembali kepada masyarakat bahwa biogas adalah sumber energi alternatif untuk memasak. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 Dinas ESDM sempat membangun 100 unit reaktor biogas skala domestik BIRU melalui dana pusat dan hampir 90% gagal di Kecamatan Suppa.
Pada saat itu tim Rumah Energi Sulawesi Selatan berkeberatan untuk masuk ke wilayah Kabupaten Pinrang karena belum terdapat mitra pembangun biogas dan adanya trauma masyarakat tentang biogas. Setelah melewati beberapa kali diskusi antara tim Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan dan tim Rumah Energi Sulawesi Selatan, pada akhirnya di awal tahun 2016 di tim Rumah Energi dengan disetujui oleh Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan melakukan assessment terhadap Kelompok Masagena yang dipimpin Ibu Agustina untuk bisa dijadikan kandidat calon mitra pembangun biogas di Kabupaten Pinrang.
Untuk menguji kemampuan Kelompok Masagena, kelompok ini kemudian diminta oleh pihak Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan untuk menyusun proposal tentang pembangunan BIRU yang bekerja sama dengan Rumah Energi. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi untuk masyarakat di Kelurahan Langa. Calon-calon pengguna biogas potensial sebelumnya dipilih oleh Kelompok Masagena berdasarkan beberapa kualifikasi, yaitu warga yang memiliki ternak sapi, memiliki lahan yang cukup, dan warga bisa memberikan kontribusi pada pembangunan biogas karena sifatnya bukan bantuan gratis dari pemerintah seperti pada umumnya. Sosialisasi berjalan sukses dan sebagian besar warga akhirnya berminat untuk mendapatkan biogas.
Pihak Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan kemudian memfasilitasi pelatihan tukang pembangun biogas untuk Kabupaten Pinrang yang dikoordinir oleh Ibu Agustina dan dibimbing oleh tim Rumah Energi. Pada hasil awal kegiatan pelatihan ini hanya dapat menjaring 2 tukang dari total 6 orang yang dilatih. Sebenarnya sampai pada tahap ini Ibu Agustina masih kebingungan dengan program biogas karena ia masih memikirkan tentang tentang program ternak sapi. Terlebih dengan keberadaan tukang, bahan bangunan, dan bangunan instalasi biogas. Namun, Ibu Agustina memutuskan mengikuti setiap tahapan kegiatan sambil ia mempelajari program biogas ini.
Ia pun akhirnya ditawarkan menjadi mitra pembangun BIRU untuk Kabupaten Pinrang. Pada hari ketiga masa pelatihan tukang, Koordinator Rumah Energi Provinsi Sulawesi Selatan bersama dengan staf Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan melakukan wawancara kepada Ibu Agustina Agus dengan topik seputar mitra, hak dan kewajiban sebagai, dan tanggung jawab lainnya, serta gambaran mengenai penghasilan yang dapat dihasilkan oleh mitra dari usaha biogas. Di luar dugaan ternyata Ibu Agustina bersedia menjadi mitra dan siap untuk memenuhi persyaratan yang ada. Motivasi utamanya ketika itu belum berorientasi penghasilan, tetapi bagaimana ia bisa membawa kelompoknya untuk berkembang dengan usaha-usaha lainnya. Usaha biogas adalah hal baru baginya dan ia ingin menunjukkan bahwa ia mampu mengerjakan setiap tantangan yang ada.
Setelah melalui semua tahapan menjadi mitra pembangun BIRU, pada tahun 2016 Ibu Agustina menjadi koordinator lapangan pembangunan 28 unit reaktor biogas di Kabupaten Pinrang oleh Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan. Ketika itu kelompoknya belum menjadi mitra pembangun BIRU secara resmi karena kelengkapan administrasi yang belum lengkap.
Tim Rumah Energi Sulawesi Selatan kemudian mengarahkan ia bekerja sama dengan mitra pembangun BIRU yang terdekat di wilayah Parepare yaitu KSU Faeza Jaya Bersama. Dari sinilah Ibu Agustina mulai terus menyelami cara berbisnis biogas dan mulai memahami bahwa penghasilan dapat diperoleh dengan menjadi mitra pembangun BIRU.
Ibu Agustina semakin serius menekuni usaha biogas. Ia memberikan berbagai pelayanan kepada para pengguna biogas, seperti misalnya pelatihan kepada pengguna dan pelayanan purna jual, mendorong para pengguna untuk memanfaatkan bio-slurry. Salah satu pengguna biogas, Bapak H. Zainuddin, berhasil didampingi oleh Ibu Agustina terutama untuk memanfaatkan bio-slurry sebagai pupuk tambak udang dan kolam ikan.
Sembari terus belajar mengenai BIRU, ia juga mulai melakukan lobi ke pemerintah kabupaten dan provinsi dan sosialisasi bersama dengan tim Rumah Energi Sulawesi Selatan. Sampai akhirnya ia melakukan sendiri ke wilayah-wilayah lain yang potensial di Kabupaten Pinrang dan melakukan koordinasi serta kerja sama dengan para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendapatkan calon pengguna biogas secara lebih luas.
Usahanya membuahkan hasil, permintaan biogas semakin banyak berdatangan kepadanya melalui proposal kelompok-kelompok tani dan ternak. Pihak Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan akhirnya memutuskan untuk mengalokasikan dana pembangunan 150 unit reaktor biogas di Kabupaten Pinrang untuk tahun 2017.
bu Agustina memutuskan untuk berdiri sendiri menjadi mitra pembangun BIRU setelah meminta pertimbangan tim Rumah Energi Sulawesi Selatan dengan membuat perusahaan sendiri yang diberi nama CV Resky Utama Masagena yang berlokasi di Kelurahan Langa, Kecamatan Matirosompe, Kabupaten Pinrang.
Kegiatan pembangunan biogas tahun 2017 sudah berhasil diselesaikan sebanyak 148 unit, sedangkan 2 unit lainnya masih terhambat yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu realisasi anggaran pemerintah yang lambat, ketersediaan tukang yang tidak seimbang dengan jumlah reaktor biogas yang harus, serta situasi lapangan lainnya seperti faktor cuaca hujan.
Kisah Ibu Agustina menjadi salah satu cerita menarik tentang mitra-mitra yang selama ini telah berdedikasi dan bekerja sama untuk ikut bersama-sama membangun sektor biogas terutama di wilayah Sulawesi Selatan. Sosoknya yang gigih, berkemauan keras memulai usaha, tidak mudah putus asa, dan terbuka mempelajari hal yang baru menjadikannya saat ini sukses membangun usaha sendiri dan membawa manfaat bagi banyak orang.