Kaum Perempuan Kelola Budidaya Cacing di Jawa Barat
Kampung Areng berlokasi di Kecamatan Lembang dengan udaranya yang dingin sejuk di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Daerah ini adalah salah satu wilayah kerja Program Biogas Rumah (BIRU) yang bertujuan mendorong pemanfaatan biogas sebagai sumber energi lokal dan berkelanjutan. Biogas menyediakan solusi berkelanjutan bagi rumah tangga yang memiliki ternak cara untuk mengurangi ketergantungan pada kayu bakar dan bahan bakar fosil yang mahal: reaktor biogas mengubah kotoran ternak menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak dan penerangan. Ampas biogas (bio-slurry) yang dihasilkan dari proses ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan hasil panen.
Tahun 2013, sejumlah perempuan di desa tersebut mulai memberi nilai tambah pada bio-slurry dengan memanfaatkannya untuk budidaya cacing atau produksi kascing (pupuk bekas cacing). Ibu Eti Rohaeti adalah salah satu yang mencoba untuk mengelola budidaya cacing. Saat itu, ia menggunakan pupuk kascing sebagai pupuk organik hanya untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pertanian organik yang dilakukan oleh keluarganya. Namun, saat pupuk tersebut semakin menampakkan hasil, tetangga-tetangganya mulai tertarik untuk memanfaatkan pupuk kascing. “Dulu, tidak seorangpun yang ingin membeli atau bahkan memanfaatkan pupuk kascing. Saya manfaatkan pupuk itu untuk kebun saya sendiri. Tetapi, setelah tetangga-tetangga saya menyaksikan sendiri tanaman saya yang tumbuh lebih subur, mereka mulai menyadarai manfaat dari pupuk kascing,” kenang Ibu Eti.
Sejak saat itu, Ibu Eti dan beberapa temannya mulai mengelola usaha pupuk kascing. Namun, inisiatif ini tidak berkembang dengan baik karena keterbatasan kemampuan teknis dan akses terhadap pasar. Saat proyek GADING (Penghimpunan dan Penyebarluasan Informasi serta Pengetahuan Ramah Lingkungan untuk Tenaga Kerja Pertanian Terintegrasi yang Berkelanjutan di Indonesia) diimplementasikan di desanya, Ibu Eti dan teman-temannya mengikuti sejumlah kegiatan pelatihan yang meningkatkan pengetahuan dan kapasitas mereka, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga buat kaum perempuan lainnya di kawasan itu. Melalui pelatihan Pembangunan Masyarakat Inklusif Gender, proyek GADING melatih masyarakat tentang kesetaraan gender dan pembagian tanggung jawab kerja dalam rumah tangga. Metodologi Gender Acttion Learning System (GALS) membantu kaum laki-laki dan perempuan menciptakan dan “mengilustrasikan” visi bersama dan rencana untuk masa depan rumah tangga mereka. Sementara pelatihan lainnya memberikan bekal pengetahuan dan kapasitas teknis bagi masyarakat untuk menghasilkan hasil yang lebih baik dalam mengelola bisnis, dan merambah pasar yang baru. Semua pelatihan ini diikuti dengan bantuan teknis dan penyediaan infrastruktur untuk memastikan penerima manfaat dapat menerapkan dan mengambil manfaat dari pengetahuan yang diperoleh, baik untuk rumah tangga maupun masyarakat.
Peningkatan kapasitas yang diberikan oleh proyek GADING meningkatkan keterampilan perempuan dan rasa percaya diri untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan dan peran kepemimpinan dalam dunia usaha. Pelatihan ini juga meningkatkan kerja sama antara laki-laki dan perempuan. Setelah pelatihan, Ibu Eti dan teman-temannya memutuskan untuk meneruskan cita-citanya dalam memiliki usaha budidaya cacing. Ibu Lilis, salah satu dari anggota kelompok, mengakui bahwa ia telah mendapatkan manfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya setelah ikut serta dalam sejumlah pelatihan dan kegiatan lainnya. “Setelah ikut serta dalam proyek GADING, saya terinspirasi untuk meningkatkan peran saya dalam rumah tangga. Sebelumnya saya hanya membantu suami saya dalam berkebun dan kegiatan pertanian. Sekarang, setelah saya mengembangkan visi, suami saya dan saya sepakat untuk saling mendukung baik dalam kegiatan rumah tangga maupun kegiatan pertanian. Suaminya bersedia untuk membantu dan mendukung kami dalam usaha budidaya cacing.” Menurut Ibu Lilis, dengan ketrampilan yang lebih baik, pembagian kerja dan dukungan dari pasangan dari anggota kelompok perempuan, usaha yang dijalankan dapat lebih terfokus dan produktif. “Fokus dan pembagian manajemen adalah resepnya,” ujarnya dengan yakin.
Kehadiran proyek GADING di Kampung Areng telah meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi kaum perempuan agar lebih produktif dan berperan dalam masyarakat. Usaha Ibu Eti dan teman-temannya dapat berjalan lebih baik dibandingkan sebelumnya dan telah memberikan manfaat ekonomi untuk keluarga mereka masing-masing. Tim GADING membantu kelompok perempuan ini untuk mempromosikan pupuk produksi mereka ke pasar potensial. Saat ini, pembelinya lebih beragam, tidak hanya dari perseorangan namun juga dari perusahaan.
Seiring dengan perkembangan usaha, Eti dan teman-temannya juga berkontribusi dalam kampanye praktek-praktek pertanian berkelanjutan dengan memanfaatkan ampas biogas untuk produksi pupuk kascing. Banyak orang dari pihak universitas, masyarakat sipil, kalangan pemerintah, dan media berkunung ke tempat mereka untuk belajar.