Aplikasi Bio-slurry untuk Pembibitan Tanaman Cokelat
Bapak Zainuddin, petani sekaligus pengguna Biogas Rumah (BIRU) di Dampang, Kelurahan Gantarangkeke, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Beliau aktif mengikuti pertemuan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian di wilayah tempat tinggalnya.
Beliau membentuk Kelompok Tani Sinar Ujung dan menjabat sebagai ketuanya. Kelompok tani ini akhirnya mengenal tentang BIRU dari salah seorang pengurusnya saat Bapak Zainuddin mengikuti pelatihan untuk petani di Batangkaluku, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Bapak Zainuddin merupakan salah satu pengguna BIRU dari sembilan orang lainnya yang mendapatkan bantuan biogas dari Dinas Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kabupaten Bantaeng. Setelah menggunakan biogas, mereka merasakan manfaat dari energi biogas dan pupuk organik dari bio-slurry (ampas biogas)
Para anggota kelompok tani ini aktif mengembangkan budidaya tanaman terutama tanaman cokelat. Mereka kemudian membuat demoplot pembibitan tanaman cokelat dengan menggunakan bio-slurry, baik yang padat maupun cair. Demoplot ini mendapatkan dukungan pendanaan dari Program BIRU dan sebagian dibiayai oleh kelompok tani ini sendiri.
Pembangunan biogas dimulai pada bulan Januari 2016 dan pembangunan demoplot dilaksanakan pada bulan Februari 2016. Hasil yang diperoleh terlihat sangat baik karena pertumbuhan tanaman cokelat sekitar 80% lebih cepat daripada proses awal pembibitan yang biasa dilakukan sebelumnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, biogas dirasa memberikan manfaat yang luar biasa bagi penggunanya. Gas gratis dari biogas dapat diperoleh setiap harinya, tanpa khawatir lagi akan kehabisan dan mencari elpiji, sertayang tidak kalah penting adalah biogas juga menghasikan pupuk organik yang bernilai tinggi.
Kandang sapi yang awalnya dibangun dengan seadanya akhirnya direnovasi agar mudah untuk mengumpulkan kotorannya sebagai bahan baku utama biogas. Selain itu juga memberikan rasa nyaman bagi ternak sapi dan aman.
Manfaat bio-slurry juga dirasakan oleh para anggota lainnya, seperti pengakuan Bapak Muhajir, Bapak Baso, dan Bapak Sattu untuk lahan sawah mereka. Mereka menyatakan bahwa penyemaian benih padi memperlihatkan pertumbuhan yang sangat cepat dan memberikan bulir yang agak besar.