Solusi Peliknya Sampah Organik NTB dengan Biogas
Mataram, 10 November 2019 – Kampanye minim sampah atau yang dikenal dengan zero waste telah dicanangkan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai bentuk kepedulian untuk lingkungan. Harapan baru untuk masyarakat NTB dalam pemilahan dan pengelolaan sampah dari rumah dengan biogas dalam acara “6 Tahun Komunitas IBRA Menuju Zero Waste NTB dengan Biogas”. Rumah Energi bekerja sama dengan komunitas Ini Baru Banjar (IBRA) dalam peresmian biogas mini rumah (BIOMIRU) di salah satu rumah warga Kampung Banjar sebagai bentuk perayaan ke-6 tahun IBRA berkiprah dalam pelestarian lingkungan di NTB.
“IBRA selalu ingin berbuat sesuatu untuk lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah dari hulu yaitu rumah warga. Dengan adanya produk BIOMIRU ini dapat membantu warga terjun langsung dalam pengolahan sampah,” ucap Baiq Indraningsih, selaku Koordinator IBRA.
Pengolahan sampah dapat dilakukan pengguna atau user BIOMIRU dengan memasukkan sampah organik dapur ke dalam bio digester yang nantinya akan menjadi gas untuk memasak. BIOMIRU sebagai solusi untuk pengolahan sampah organik di rumah dengan membawa banyak manfaat tidak hanya dalam upaya pengurangan sampah atau zero waste. Dengan total penerima manfaat biogas adalah 115.000 orang di 11 provinsi sejak 2012.
“Tidak hanya membantu warga NTB dalam pengolahan sampah, program biogas juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga yang berniat melakukan promosi atau menjadi mitra pembangunan kami yang disebut construction partner orgnization atau CPO. Kami juga melakukan pelatihan berkelanjutan kepada CPO kami agar membantu mereka terus berkembang,” lanjut Rebekka Angelyn, Direktur Eksekutif Rumah Energi.
Peliknya masalah sampah telah menjadi tantangan yang harus segera dituntaskan oleh pemerintah dan warga setempat. Berdasarkan pernyataan dari Irwansyah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH), setiap harinya kota Mataram telah menghasilkan sampah sekitar 300-400 ton yang hanya 80% yang dialokasikan ke TPA. Sedangkan, 20% sisanya akan berakhir di saluran air, sungai, ditimbun atau dibakar yang berakibat pencemaran lingkungan dan perubahan iklim. Sebanyak 11 ton sampah merupakan sampah organik yang bisa diolah menjadi biogas. Hal ini membuktikan bahwa potensi biogas menjadi solusi zero waste NTB sangatlah besar. Terlebih dengan antusias warga yang mendukung inovasi baru bagi pengolahan sampah dari rumah sendiri.
Rumah Energi berkolaborasi dengan mereka yang bekerja keras dalam memecahkan persoalan-persoalan perubahan iklim di bidang pengolahan sampah, konservasi alam, dan peduli lingkungan, yaitu IBRA, Pembina Forkoment Haji Mohan Roliskana, dan BWS NT I dalam peresmian biogas di Banjar.
*****
Catatan untuk editor:
Tentang Rumah Energi:
Rumah Energi bekerja untuk masyarakat Indonesia dengan menjadi lembaga non-profit yang fokus pada pengembangan dan penyebarluasan penggunaan energi terbarukan. Sejak November 2012, Rumah Energi konsisten mensosialisasikan dan memasarkan biogas skala rumah tangga melalui Program Biru (Biogas Rumah) yang saat ini mencapai lebih dari 24.300 unit biogas di 11 provinsi di Indonesia bekerjasama dengan lebih dari 50 mitra (CV, LSM, Koperasi atau Usaha Bersama Masyarakat). Melalui implementasi berbagai program, Rumah Energi telah membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa teknologi biogas sangat efektif untuk meningkatkan (i) akses masyarakat terhadap energi bersih, (ii) akses terhadap pupuk organik yang bermutu tinggi, (iii) akses terhadap fasilitas pengolahan limbah yang multi guna. Pencapaian target adopsi teknologi biogas akan menjadi contoh peta jalan yang akan diadaptasi oleh Rumah Energi untuk mendorong sektor-sektor energi terbarukan lainnya seperti Solar Home System dan Bioenergi.
Contact details:
Annisa A. Hanifa
Communication & Stakeholder Relations
081807805393
a.hanifa@rumahenergi.org