Warga Pujon: Perbaiki kandang dulu, baru daftar biogas
Demikian tutur Paiman yang ketika ditemui tengah menyabit rumput dilereng perbukitan hutan pinus perbatasan Kecamatan Pujon dan Songgoroti, Kota Batu Jawa Timur. Pak Paiman yang juga anggota koperasi SAE Pujon Malang dan memiliki 7 ekor sapi perah ini mengaku sudah lama sekali menginginkan biogas. Beliau menuturkan `Program biogas di koperasi (SAE Pujon) sudah lama ada. 3 tahun yang lalu pernah ada sosialisasi pada kelompok peternak tentang biogas, waktu itu pembiayaannya separuh kredit dan separuh tunai, banyak yang daftar akan tetapi saya sendiri gak jadi daftar karena waktu itu sedang butuh biaya besar untuk biaya sekolah anak saya.`
Lebih lanjut Paiman menambahkan, `beberapa bulan yang lalu ada lagi sosialisasi oleh koperasi (SAE Pujon). Paiman sangat senang mendengar kabar tersebut. `Pasti saya senang sekali, tapi lagi-lagi harus bersabar, karena kandang sapi perah saya perlu diperbaiki dulu. Kandang itu rencananya akan saya buat permanen biar lebih kuat, lebih bersih. Tidak seperti sekarang yang masih terbuat dari campuran kayu dan bambu dengan lantai plesteran semen.`� Kebersihan kandang memang memiliki peran penting bagi peternak sapi perah, karena kualitas susu yang dihasilkan dari hewan ternak sangat bergantung kepada hal tersebut.
Lanjut Paiman, `saya malu, mosok duwe biogas tapi kandange sik durung resik ae. Jare bapak penyuluh saking koperasi, salah siji sing nentokno kualitas susu sing apik iku kandange kudu resik’ (sudah punya biogas tapi kandang sapi nya masih belum bersih juga. Bapak penyuluh dari koperasi menerangkan bahwa salah satu yang menentukan kualitas susu yang baik adalah kebersihan kandang). Nanti kalau sudah selesai perbaikan kandang, baru saya mau daftar biogas’.
Supriyono, Manager koperasi SAE Pujon ketika ditemui mengatakan, `animo peternak anggota koperasi SAE Pujon yang berminat memiliki biogas sangat besar. Hal ini wajar sekali karena biogas bagi mereka bukan hal yang baru. SAE Pujon sudah mengenalkan biogas ke anggota nya sejak tahun 1982. Tiga tahun terakhir ini kami membuat program biogas lagi dengan skema pembiayaan 50%� dibayar tunai oleh peternak dan 50% sisanya kredit ke koperasi tanpa bunga. Koperasi sendiri memperoleh dana pengembangan biogas itu berupa pinjaman dari pihak ketiga juga tanpa bunga. Dengan skema ini saja waktu itu sudah ada 150 unit reaktor biogas (bata semen model gentong/ellips) yang terbangun.`
Lebih lanjut Supriyono menambahkan, `ketika per 1 maret� 2010 kami bermitra dengan program BIRU. Dalam skema pembiayaan ada subsidi 2 juta rupiah per unit dan dukungan pihak ketiga berupa kredit tanpa bunga selama 2 tahun. Setelah itu, peminat biogas pun melonjak tinggi.` Dalam rencana pengembangan biogas, SAE Pujon ingin membangun 2000 unit reaktor biogas sampai tahun 2012.
`Dengan dukungan dari Program BIRU berupa pelatihan untuk tukang, pengguna biogas, inspeksi kualitas, pelatihan pemanfaatan ampas biogas dan jaminan garansi selama 3 tahun, kami harapkan rencana ini bisa berjalan baik,` ujar Supriyono. (hbn/bpo_mlg))