Program TERANG Hivos, Bentuk Dukungan Realisasi 23% Energi Terbarukan
wartaekonomi.co.id – Pemerintah Indonesia melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN), berupaya untuk memaksimalkan penggunaan Energi Terbarukan (ET). Hal tersebut dilakukan dalam rangka pencapaian target ET sebesar 23 persen di tahun 2025.
Sejalan dengan itu, Hivos berkolaborasi dengan berbagai mitra mengimplementasikan program TERANG (Investing in Renewable Energy for Rural, Remote Communities) untuk pengadaan ET. Hivos sendiri merupakan organisasi pembangunan internasional humanis, yang mencari solusi baru untuk isu-isu global yang terus berlanjut.
Sebelumnya, pada 18 Desember 2015, Hivos menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) untuk mendukung peningkatan akses energi terbarukan melalui Proyek TERANG yang merupakan kombinasi dari dua program utama Hivos di bidang energi terbarukan, yakni Program Biogas Rumah (BIRU) dan Program Sumba Iconic Island (SII).
Tujuan utama dari kesepakatan kerja ini peningkatan mata pencaharian pedesaan melalui pemanfaatan energi terbarukan di masyaraka, dan penerapan model bisnis teknologi energi off grid yang berkelanjutan dengan menciptakan pasar, baik berupa pasar ET maupun pasar peralatan terkait.
Program Coordinator Hivos Robert de Groot mengatakan, sampai dengan 2017 program TERANG telah menyediakan akses listrik untuk 26 kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
“Melalui proyek TERANG, sebanyak 5.079 rumah tangga menggunakan energi terbarukan, 25 sekolah memiliki sumber energi terbarukan, 60,68 KW tenaga listrik dihasilkan dari PV Solar, dan rasio elektrifikasi Pulau Sumba NTT meningkat 24,5 persen (tahun 2010) menjadi 42,67 persen di tahun 2017,” ujarnya di Wisma Nusantara Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Seiring berjalannya waktu, negara-negara berupaya untuk menciptakan ekonomi yang lebih ramah terhadap iklim, banyak yang mengurangi jumlah listrik yang dihasilkan bahan bakar fosil. Selama bertahun-tahun, ET dianggap investasi berisiko tinggi karena sumber energinya tidak dapat diprediksi. Namun, perkembangan teknologi dalam mengurangi emisi efek rumah kaca dan dampak perubahan iklim semakin menumbuhkan ketertarikan di bidang ET.
(Sumber: https://www.wartaekonomi.co.id/read168527/program-terang-hivos-bentuk-dukungan-realisasi-23-energi-terbarukan.html)