Universitas Budi Luhur: Universitas Pertama dalam Pembangunan Biogas
Jakarta, 2 Desember 2019 – Pengolahan limbah organik bisa dimulai dari tempat belajar atau kampus. Kerjasama yang digagas oleh Universitas Budi Luhur (UBL) dan Rumah Energi sebagai pionir untuk pembangunan biogas di wilayah kampus yang sejalan dengan program Kampus Hijau (Green Campus) dalam rangka upaya pengembangan teknologi hijau (green technology) Universitas Budi Luhur. Biogas merupakan teknologi untuk solusi limbah organik dan kotoran hewan dalam menghindari pelepasan gas metana ke udara. Tak hanya itu, biogas teruji dalam dampak penurunan gas emisi, penghematan pengeluaran, dan pembukaan lapangan kerja baru.
“Pembangunan biogas merupakan bagian dari kegiatan penelitian dosen di Program Studi Teknik Elektro Universitas Budi Luhur dalam pengembangan sistem pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan seperti sinar matahari, angin, dan biogas,” jelas Moefasa selaku Kaprodi Teknik Elektro UBL.
Dalam mendukung program kampus hijau UBL kerap memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai perubahan iklim dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan baik di tingkat Program Studi, Fakultas, maupun Universitas yang terkait dengan masalah lingkungan. Contohnya, biogas ini dapat menarik animo mahasiswa dari berbagai kalangan khususnya bagi mereka yang sedang melakukan kegiatan penelitian, tugas akhir, dan juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
“Dengan pembangunan biogas di area pembelajaran mahasiswa dapat membantu kawula muda dalam mengenal lebih dekat mengenai energi terbarukan di Indonesia dan perubahan iklim yang sedang terjadi. Kami harapkan, mahasiswa juga ikut kontribusi langsung dalam transisi Indonesia menuju energi terbarukan di masa mendatang,” ucap Rebekka S. Angelyn selaku Direktur Eksekutif dari Rumah Energi.
Animo yang sangat tinggi didapat dari berbagai kalangan khususnya mahasiswa karena dapat menjadi ajang eksperimen untuk mereka. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat melimpah karena keadaan negara Indonesia sebagai negara tropis yang berasa di garis khatulistiwa, mulai dari tenaga matahari, angina, air, arus laut, panas bumi, dan biogas atau biomassa. Namun, pemanfaatan energi terbarukan masih acap kali kurang optimal sehingga dengan pembangunan biogas ini dapat memberikan pemahaman lebih mendalam untuk energi terbarukan di kalangan pemuda-pemudi Indonesia.